Rabu, 30 Oktober 2013

Segelas Kopi di Sore Hari


Kopi... temani aku di sore yang hujan ini. Disaat serangan kantuk sore itu datang, kamu membantuku menahannya.

Senin, 28 Oktober 2013

Freespace 2

Sumber: gamespot.com



Freespace 2 adalah game masa kecilku. Pertama kali memainkannya di tahun 1999, itupun yang versi demo-nya. Setahun kemudian, aku mendapatkan versi full-nya dari sebuah toko di Bandung. Aku masing ingat saat-saat itu, kenangan manis...

Aku suka game ini, meski sudah berusia 14 tahun... mudah-mudahan suatu saat nanti aku bisa memainkannya lagi. ☺

Di Bully Terus....

Sumber: eagnews.org



Begini nasib jadi orang lemah, di-bully terus...
Yang nge-bully bilang kalau merekalah yang di-bully, padahal perkataan itu hanyalah sebagai bentuk pembelaan diri mereka supaya bisa mem-bully.

Rabu, 09 Oktober 2013

Kalau Bulan Tiada

Sumber: ropeofsilicon.com



Hari Kamis (3/10) lalu saya menonton film Oblivion yang pemeran utamanya adalah aktor Tom Cruise. Film tersebut bergenre sains fiksi post-apocalyptic. Salah satu bagian dalam film tersebut menceritakan bahwa bulan telah dihancurkan oleh alien yang disebut Scavenger, menyebabkan Tsunami dan bencana alam besar lainnya di bumi.

Dari situ saya berpikir, bagaimana kalau bulan memang benar-benar hancur. Cari di Google, akhirnya saya menemukan salah satu artikel di Discovery (http://news.discovery.com/earth/weather-extreme-events/blog-what-if-the-moon-disappeared-130425.htm). Artikel tersebut berbahasa Inggris, tapi saya akan mengambil referensi dari artikel yang sudah diterjemahkan di situs Kompas (http://sains.kompas.com/read/2013/04/26/18304747/Bagaimana.jika.Bumi.Kehilangan.Bulan.).

Ada dua teori yang dijelaskan, yang pertama yaitu kalau bulan hancur dan pecahan-pecahannya yang berukuran cukup besar masih berada di sekitar bumi, artinya bulan tidak hancur sepenuhnya; dan yang kedua kalau bulan benar-benar hancur sepenuhnya tanpa menyisakan pecahan-pecahannya yang berukuran cukup besar, sehingga pecahan-pecahan tersebut tidak dapat terlihat dari bumi.

Kalau bulan hancur dan pecahan-pecahannya yang berukuran cukup besar masih berada di sekitar bumi, pecahan-pecahan tersebut dapat tersinari oleh matahari. Bisa jadi sinar pantulan pecahan-pecahan tersebut lebih terang daripada bulan purnama. Efek dari gravitasi yang dihasilkannya juga sama dengan ketika Bulan masih ada.

Jika bulan hancur sepenuhnya, manusia tidak dapat melihat lagi yang namanya bulan gerhana, purnama, dan sabit. Langit akan gelap gulita di malam hari. Efek gravitasi yang dihasilkannya pun akan hilang sama sekali. Bayangkan jika efek gravitasi dari bulan tidak ada, pasang surut di malam hari akan hilang. Yang ada hanya pasang surut di siang hari oleh matahari. 

Tapi yang harus diwaspadai adalah perubahan poros rotasi bumi secara ekstrem. Tanpa bulan, kemiringan poros bumi dapat berubah dari goyangannya yang berkisar 22 sampai 25 derajat, menjadi 0 ke 85 derajat. 0 derajat akan menghilangkan perubahan musim, dan 85 derajat pada dasarnya bumi menyandarkan sisi-sisinya. Jika ini terjadi, maka yang disebut Global Warming sebenarnya akan terjadi.

Untungnya, efek dari perubahan poros rotasi bumi jika bulan tiada, tidak akan terlalu berpengaruh pada kehidupan di bumi.

Selasa, 08 Oktober 2013

Penyebab Crash pada Google Keyboard

Sebelumnya saya pernah mem-posting tentang solusi pada masalah keyboard bawaan Android Ice Cream Sandwich (ICS) yang tidak memunculkan tombol Enter untuk membuat baris baru ketika menggunakan aplikasi SMS bawaan.

Solusinya bisa dengan menggunakan aplikasi SMS pihak ke-3, seperti GO SMS, Chomp SMS, Handcent SMS, Pansi SMS, Textra SMS, dll; atau dengan menggunakan aplikasi Keyboard pihak ke-3, seperti Perfect Keyboard, Swiftkey Keyboard, Swype Keyboard, dll. Hanya ketika menggunakan aplikasi SMS bawaan, keyboard bawaan Android ICS tidak memunculkan tombol Enter.


Setelah sekian lama saya menggunakan Perfect Keyboard, saya merasa kurang nyaman, karena tingkat akurasi aplikasi keyboard tersebut kurang baik, terutama dalam mode lanscape. Kemudian saya mencoba-coba aplikasi keyboard lain, seperti AI Type Keyboard, Go Keyboard, Jelly Bean Keyboard, Swiftkey Keyboard, SlideIT Keyboard, dan Swype Keyboard. Tapi mereka terlalu ribet, dan agak acak-acakan.

Lalu saya menemukan Google Keyboard dan mencobanya. Dan ini adalah pilihan yang tepat, karena Google Keyboard tidak terlalu berbeda dengan keyboard bawaan ICS saya. Selain itu kualitasnya bagus, dan tidak ribet.

Tapi tetap saja ada masalah, ketika menekan lama tombol 'Q' untuk mengetik angka '1', atau ',' untuk memunculkan settings key, keyboard langsung crash. Perlu beberapa waktu untuk menjalankannya kembali. Kemudian saya mencari-cari penyebab masalahnya di Google, tapi nihil. Coba cari sendiri masalahnya, akhirnya ketemu.

Ternyata masalahnya ada pada konfigurasi "Popup on keypress".


Menonaktifkan konfigurasi tersebut menyebabkan aplikasi crash. Maka saya mengaktifkan konfigurasi tersebut, dan aplikasi berjalan dengan baik. Masalah sepele ini yang menyebabkan Google Keyboard menjadi crash.