Rabu, 09 Oktober 2013

Kalau Bulan Tiada

Sumber: ropeofsilicon.com



Hari Kamis (3/10) lalu saya menonton film Oblivion yang pemeran utamanya adalah aktor Tom Cruise. Film tersebut bergenre sains fiksi post-apocalyptic. Salah satu bagian dalam film tersebut menceritakan bahwa bulan telah dihancurkan oleh alien yang disebut Scavenger, menyebabkan Tsunami dan bencana alam besar lainnya di bumi.

Dari situ saya berpikir, bagaimana kalau bulan memang benar-benar hancur. Cari di Google, akhirnya saya menemukan salah satu artikel di Discovery (http://news.discovery.com/earth/weather-extreme-events/blog-what-if-the-moon-disappeared-130425.htm). Artikel tersebut berbahasa Inggris, tapi saya akan mengambil referensi dari artikel yang sudah diterjemahkan di situs Kompas (http://sains.kompas.com/read/2013/04/26/18304747/Bagaimana.jika.Bumi.Kehilangan.Bulan.).

Ada dua teori yang dijelaskan, yang pertama yaitu kalau bulan hancur dan pecahan-pecahannya yang berukuran cukup besar masih berada di sekitar bumi, artinya bulan tidak hancur sepenuhnya; dan yang kedua kalau bulan benar-benar hancur sepenuhnya tanpa menyisakan pecahan-pecahannya yang berukuran cukup besar, sehingga pecahan-pecahan tersebut tidak dapat terlihat dari bumi.

Kalau bulan hancur dan pecahan-pecahannya yang berukuran cukup besar masih berada di sekitar bumi, pecahan-pecahan tersebut dapat tersinari oleh matahari. Bisa jadi sinar pantulan pecahan-pecahan tersebut lebih terang daripada bulan purnama. Efek dari gravitasi yang dihasilkannya juga sama dengan ketika Bulan masih ada.

Jika bulan hancur sepenuhnya, manusia tidak dapat melihat lagi yang namanya bulan gerhana, purnama, dan sabit. Langit akan gelap gulita di malam hari. Efek gravitasi yang dihasilkannya pun akan hilang sama sekali. Bayangkan jika efek gravitasi dari bulan tidak ada, pasang surut di malam hari akan hilang. Yang ada hanya pasang surut di siang hari oleh matahari. 

Tapi yang harus diwaspadai adalah perubahan poros rotasi bumi secara ekstrem. Tanpa bulan, kemiringan poros bumi dapat berubah dari goyangannya yang berkisar 22 sampai 25 derajat, menjadi 0 ke 85 derajat. 0 derajat akan menghilangkan perubahan musim, dan 85 derajat pada dasarnya bumi menyandarkan sisi-sisinya. Jika ini terjadi, maka yang disebut Global Warming sebenarnya akan terjadi.

Untungnya, efek dari perubahan poros rotasi bumi jika bulan tiada, tidak akan terlalu berpengaruh pada kehidupan di bumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar