Sabtu, 14 September 2013

Starcraft, 15 Februari 2013




15 Februari lalu adalah terakhir kalinya saya memainkan game Starcraft: Brood War. Saya berhasil memenangkan permainan, dan gambar di atas adalah statistiknya.

Starcraft adalah game tua, dirilis pada Maret 1998. Expansion Pack-nya, Brood War dirilis pada November 1998. Pertama kali memainkannya pada sekitar tahun 1999, ketika saya masih duduk di kelas 2 SD, dan itupun adalah versi Demo-nya. Baru pada tahun 2002, ketika saya duduk di kelas 6 SD, saya mendapatkan versi Full-nya.

Menurut saya, secara keseluruhan game ini adalah baik. Gameplay dan Jalan Ceritanya sangat apik. Saya suka ketagihan ingin memainkannya lagi. 

Tumila

Ketika saya mau duduk di sofa ruang tamu, ibu saya melarangnya. Katanya, kalau duduk di sana akan gatal-gatal, karena sekarang sofa tersebut telah dipenuhi oleh Tumila.

Ya ampun... saya tanya bagaimana bisa ada Tumila, sedangkan rumah kami memiliki ventilasi udara yang cukup. Ibu saya menjawab, kemungkinan dibawa oleh orang lain yang duduk di sofa itu. Karena baru kali ini ada kasus Tumila di rumah kami.

Kemudian ibu saya menggaris-gariskan Kapur Bagus di bagian-bagian yang tersembunyi, biasanya disana Tumila-Tumila tersebut bertelur.

Sampai sekarang saya belum berani duduk di sofa tersebut. Takut nanti Tumila-nya loncat ke tubuh saya, dan menyebar ke bagian lainnya di rumah kami.

Sialan... bagi saya kehadiran Tumila tersebut sangatlah mengganggu!


Lalu apakah Tumila itu? saya ambil referensinya dari Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Kutu_busuk):

Sumber: wikipedia.org



Sebutan lain bagi Tumila adalah Kepinding atau Kutu Busuk. Tapi Tumila lebih populer di masyarakat Indonesia. Dalam bahasa Inggris-nya adalah Bed Bug. Tumila adalah serangga parasit yang meminum darah manusia dan hewan berdarah panas lainnya. Tempat-tempat yang menjadi favorit Tumila untuk tinggal, yaitu di lipatan tempat tidur, bantal, dan tempat-tempat tersembunyi lainnya. Di malam hari mereka menjadi lebih agresif dibanding di siang hari. Biasanya korban tidak langsung menyadari kalau dirinya sedang digigit. Bekas gigitannya menimbulkan bentol yang terasa gatal dan panas; penyakit ruam-ruam; efek psikologis; dan gejala alergi. Tumila beraroma tidak sedap dan menyengat di hidung.

Tumila memerlukan darah untuk perkembangbiakannya, mulai dari menetas hingga dewasa. Seekor Tumila betina dapat bertelur hingga 200 butir, 3-4 butir setiap harinya. Ukurannya 6-10 mm hingga dewasa, dan mampu bertahan hidup hingga 10 bulan.

Jumat, 06 September 2013

Berhenti Merokok




Sejak kecil saya tahu seperti apa itu rokok. Tapi saya baru tahu bagaimana rasanya merokok itu ketika duduk di pertengahan kelas 3 SMP. Bermula dari terbawa oleh ajakan teman-teman, disamping terdorong oleh doktrin-doktrin yang berlaku saat itu, seperti "Bukan laki kalo gak ngerokok", "Laki-laki yang gak ngerokok itu banci", dan "Laki-laki itu gak jantan kalo gak ngerokok". Pada saat itulah saya mulai menjadi seorang perokok.

Djarum Black Cappuccino adalah rokok yang pertama kali saya hisap. Lucunya, saya tidak menghirup asapnya sampai ke paru-paru, hanya sebatas di mulut saja. Karena itu saya ditegur oleh teman saya, dan saya diajarkan bagaimana merokok yang benar itu. Awal saya merokok dengan benar, rasanya mual dan pusing. Habis satu batang langsung berbaring, karena kalau tidak, bisa-bisa saya muntah. Waktu demi waktu saya merokok, rasa mual dan pusing itu pun hilang, dan saya mulai mencoba rokok-rokok yang lain, Djarum Black Tea, Class Mild, Gudang Garam Filter, Djarum Super, Djarum Coklat, Sejati, Dji Sam Soe, dan lain-lainnya. Tapi yang menjadi favorit adalah Clas Mild, Djarum Black Cappuccino, dan Djarum Black Tea. Namun karena biasanya rokok-rokok tersebut tidak bisa dibeli per-batang, saya harus membeli per-bungkus untuk menikmatinya, dan harganya tidaklah murah. Djarum Super atau Gudang Garam Filter menjadi alternatif karena murah, bisa dibeli per-batang.

Dari pertengahan kelas 3 SMP sampai kuliah semester-5, saya masih merokok. Namun di awal semester-5, saya mulai berniat untuk berhenti merokok. Dari situ saya mulai mengurangi frekuensi merokok. Memang itu sulit, karena selalu terjadi pertentangan di dalam diri antara ingin merokok dan ingin berhenti merokok. Selain itu juga muncul berbagai kritikan dari orang-orang disekitar saya yang tidak menginginkan saya berhenti merokok. Namun saya berhasil melaluinya, sampai terakhir kalinya saya merokok di bulan Maret 2013 kemarin, dan rokok tersebut adalah Dji Sam Soe Magnum Filter.

Sejak terakhir kalinya di bulan Maret kemarin, saya tidak merokok lagi. Dan semua sugesti merokok dalam diri ini telah hilang. Kalau dihitung-hitung, proses penghentian merokok saya sekitar 10 bulan, terhitung mulai Juni 2012 sampai Maret 2013. Sekarang saya bukanlah perokok lagi.