Sabtu, 14 September 2013

Tumila

Ketika saya mau duduk di sofa ruang tamu, ibu saya melarangnya. Katanya, kalau duduk di sana akan gatal-gatal, karena sekarang sofa tersebut telah dipenuhi oleh Tumila.

Ya ampun... saya tanya bagaimana bisa ada Tumila, sedangkan rumah kami memiliki ventilasi udara yang cukup. Ibu saya menjawab, kemungkinan dibawa oleh orang lain yang duduk di sofa itu. Karena baru kali ini ada kasus Tumila di rumah kami.

Kemudian ibu saya menggaris-gariskan Kapur Bagus di bagian-bagian yang tersembunyi, biasanya disana Tumila-Tumila tersebut bertelur.

Sampai sekarang saya belum berani duduk di sofa tersebut. Takut nanti Tumila-nya loncat ke tubuh saya, dan menyebar ke bagian lainnya di rumah kami.

Sialan... bagi saya kehadiran Tumila tersebut sangatlah mengganggu!


Lalu apakah Tumila itu? saya ambil referensinya dari Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Kutu_busuk):

Sumber: wikipedia.org



Sebutan lain bagi Tumila adalah Kepinding atau Kutu Busuk. Tapi Tumila lebih populer di masyarakat Indonesia. Dalam bahasa Inggris-nya adalah Bed Bug. Tumila adalah serangga parasit yang meminum darah manusia dan hewan berdarah panas lainnya. Tempat-tempat yang menjadi favorit Tumila untuk tinggal, yaitu di lipatan tempat tidur, bantal, dan tempat-tempat tersembunyi lainnya. Di malam hari mereka menjadi lebih agresif dibanding di siang hari. Biasanya korban tidak langsung menyadari kalau dirinya sedang digigit. Bekas gigitannya menimbulkan bentol yang terasa gatal dan panas; penyakit ruam-ruam; efek psikologis; dan gejala alergi. Tumila beraroma tidak sedap dan menyengat di hidung.

Tumila memerlukan darah untuk perkembangbiakannya, mulai dari menetas hingga dewasa. Seekor Tumila betina dapat bertelur hingga 200 butir, 3-4 butir setiap harinya. Ukurannya 6-10 mm hingga dewasa, dan mampu bertahan hidup hingga 10 bulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar