Kematian Mendadak Nokia N82
Pada awal triwulan ke-4 tahun 2010, tepatnya pada masa awal kuliah, aku mulai menggunakan HP Nokia N82. Sebelumnya aku menggunakan HP Cina merek Hi-Tech. Kartu Telkomsel As yang aku gunakan sejak Juli 2009 lalu, kupasangkan di HP baru tersebut.
Sekitar 3 jam kemudian, yaitu pukul 8 malam-an, kutemukan HP dalam keadaan mati. Padahal sebelumnya aku tidak mematikannya. Kutekan tombol power dan HP menyala, tapi tak beberapa lama kemudian layarnya mulai memutih secara bertahap sampai benar-benar putih, lalu mati. Kutekan kembali tombol power, namun kali ini HP benar-benar mati total.
Karena sebelumnya HP tersebut dipakai oleh Ayahku, aku tanyakan pada dia apakah HP tersebut pernah jatuh atau terkena air. Dia jawab belum pernah. Saat itu aku benar-benar heran, apa yang menyebabkan HP tersebut mati total. Padahal ketika masih dipakai oleh Ayahku, HP tersebut tidak pernah menunjukkan gejala kerusakan apa pun. Dan akupun tidak mengotak-atiknya sama sekali setelah HP tersebut diberikan padaku, dan baterainya juga dalam keadaan penuh (sekitar 80%-an).
Kejadian itu mengejutkan dan membuatku sedih. Akhirnya aku kembali menggunakan HP lamaku lagi.
O2 XDA Atom
Di pertengahan bulan Februari 2011, aku diberikan Smartphone keluaran tahun 2006 bekas Ayahku lagi, O2 XDA Atom. Aku membutuhkan HP seperti itu karena bisa membuka file-file berbentuk PDF dan Microsoft Office, sehingga dapat menunjang aktivitas dalam perkuliahanku. Selain itu karena memiliki fitur browsing Internet yang dapat diandalkan.
Tak lama setelah diberikan padaku, aku memasangkan kartu As-ku dari HP sebelumnya. Kutekan tombol power, dan HH (Handheld) menyala; mengkalibrasi layarnya yang touchscreen; mengatur-ngatur jam dan tanggal; dan selesai. Tapi setelah 3 menit-an, layar mulai memutih dan memutih sampai benar-benar putih, dan HH pun mati. Kejadian yang sama dengan Nokia N82-ku beberapa bulan silam. Aku kembali terkejut, kali ini lebih terkejut dari sebelumnya.
Kucoba hidupkan kembali, dan HH menyala, tapi setelah 2 menit-an layar kembali memutih dan mati. Setelah itu aku langsung mencopot baterai dan kartu selularnya. Disitu aku kembali heran. HH O2 XDA Atom ini jarang digunakan oleh Ayahku, dan kenapa saat diberikan padaku tiba-tiba menjadi seperti ini? padahal sebelumnya juga tidak terjadi masalah apa-apa, dan meski sudah berusia cukup tua, ketika HH tersebut diberikan padaku masih dalam keadaan fresh.
Dari situ aku mulai menduga kalau kartu As yang aku gunakan adalah penyebabnya. Tapi kenapa ketika dipasangkan di HP-HP non-Smartphone tidak menimbulkan masalah seperti itu?
Meskipun tidak mati total seperti Nokia N82, O2 XDA Atom tersebut menjadi sulit untuk dihidupkan, dan baterainya menjadi cepat habis.
Setelah itu aku langsung membeli kartu baru, yaitu Three. Lalu kupasangkan ke O2 XDA Atom, dan tidak terjadi masalah-masalah seperti sebelumnya saat masih menggunakan kartu As. Jadi dugaanku semakin kuat kalau kartu As tersebut menimbulkan masalah.
Hanya Kartu As Saja
Aku pernah memakai Simpati yang sama-sama produk Telkomsel, tapi tidak menimbulkan masalah seperti kartu As. O2 XDA Atom masih tetap sulit dihidupkan dan baterainya cepat habis karena disebabkan ketika dipasang kartu As dahulu.
Selain Simpati, aku pernah memakai IM3, mencoba Axis dan XL. Tidak ada masalah dengan semua kartu itu.
Februari 2012
Meski dalam keadaan cacat, HH O2 XDA Atom yang aku gunakan selama itu dapat membantuku dalam beberapa aktivitas kuliah, terutama ketika menghadapi ujian yang bersifat open book. Selain itu kualitas kamera 2 megapixel-nya sangat baik dalam menangkap gambar diam dan merekam gambar bergerak.
Awal Februari 2012, aku berencana untuk memperbaiki HP Nokia N82 yang tahun 2010 lalu rusak. Dan akhirnya dapat terlaksana.
Kubawa ke seorang ahli servis Handphone di kotaku. Setelah diperiksa, katanya terjadi kerusakan di komponen IC-nya, yaitu konsleting yang besar. Ahli servis tersebut menanyakan apakah HP tersebut pernah terkena air, atau bahkan tercelup ke dalam air. Aku jawab belum pernah. Dia pun kebingungan kenapa bisa terjadi konsleting, karena biasanya masalah seperti itu disebabkan oleh air, karena konsleting-nya besar.
Meski masih bertanya-tanya, dia menawarkan untuk mengganti komponen IC-nya dengan yang orisinil, tapi harganya mencapai setengah juta rupiah karena harus mengganti IMEI-nya dengan yang baru; alternatifnya adalah dengan mengganti komponen IC yang rusak tersebut dengan komponen IC dari HP lain yang cocok atau kalau beruntung dengan yang sama-sama Nokia N82, istilahnya adalah mengkanibal. Dengan mengkanibal, biayanya hanya dibawah seratus ribu rupiah. Akhirnya aku memilih mengkanibal walau penuh dengan harapan supaya HP Nokia N82-ku dapat hidup kembali.
Setelah seminggu berlalu, aku kembali mendatangi ahli servis tersebut. HP Nokia N82-ku hidup kembali, tapi kondisinya tidak seperti sebelum terjadi kerusakan. Dia bilang karena mengkanibalkan komponen tersebut, menimbulkan kekurangan, yaitu baterainya menjadi cepat habis, dan indikatornya menjadi tidak tepat dalam menunjukkan persentase baterai.
Kerusakan akibat kartu As yang terjadi dengan Nokia N82-ku juga menjalar pada baterainya. Benar-benar kerusakan yang sangat merusak. Di situ aku berpikir kalau O2 XDA Atom-ku juga mengalami kerusakan pada baterainya.
Dengan uang 75 ribu rupiah aku menebus biaya servis Nokia N82 tersebut.
Ketika di rumah, aku mengetes HP tersebut, benar saja dengan kekurangan yang dikatakan ahli servis tadi. Ditambah kamera-nya bermasalah, seharusnya ketika kubuka pelindung lensa kamera, aplikasi kamera langsung berjalan. Tapi ini tidak. Kadang kamera-nya berjalan, kadang tidak. Lalu aku kembali lagi ke ahli servis tadi, dan katanya memang itulah resiko dari metode servis kanibal.
Akhir bulan Maret, ada yang tidak beres dengan baterainya. Ketika kubuka, baterai telah menggelembung. Pertengahan April, HP-pun mati total dan tidak bisa dihidupkan kembali. Rasanya percuma untuk diservis kembali juga, akhirnya kusimpan saja Nokia N82 tersebut yang telah menjadi mayat.
Setelah itu aku kembali menggunakan HP biasa, sedangkan O2 XDA Atom aku gunakan ketika membutuhkannya saja dalam menunjang aktivitas perkuliahan. Sayangnya, di bulan April 2013, O2 XDA Atom-ku mati total setelah menderita kerusakan yang cukup lama akibat kartu As tersebut.
Kesimpulannya
Sampai sekarang aku tidak berani menggunakan kartu Telkomsel As. Selain itu kartu tersebut memberikan misteri bagiku yang belum terpecahkan. Bahkan kartu Telkomsel Simpati yang pernah lama aku gunakan pun tidak menimbulkan masalah seperti itu.
Aku pernah bertanya-tanya pada orang lain yang pernah menggunakan kartu As, khususnya yang menggunakan Smartphone. Beberapa dari mereka mengakui mengalami kerusakan pada Smartphone-nya, seperti speaker yang tidak berfungsi ketika ada panggilan masuk; tombol volume suara yang tidak berfungsi; mati tiba-tiba; dan beberapa kerusakan hardware lainnya. Tapi karena kebanyakan dari mereka memiliki dana yang cukup, sehingga ketika terjadi kerusakan langsung menggantinya dengan yang baru, dan tidak terlalu peduli dengan misteri kartu As yang aku beritahukan kepada mereka.
Di Internet pun sama, kebanyakan tidak peduli dengan misteri kartu As yang aku ceritakan. Malahan ada yang menyuruhku untuk tidak menggunakannya kalau sudah tahu kartu As menimbulkan masalah demikian.
Meskipun aku berasumsi kalau kartu Telkomsel As dapat menyebabkan masalah seperti yang pernah aku alami, sehingga aku enggan menggunakannya kembali, aku tidak berani untuk melarang orang lain menggunakan kartu As. Itu hak mereka untuk memilih menggunakan operator seluler yang mereka inginkan. Aku hanya menceritakan apa yang aku alami. Dengan sama sekali tidak ada maksud untuk menjatuhkan Telkomsel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar