Sabtu, 30 November 2013

Selalu Dihalang-Halangi untuk Belajar

Ketika aku melihat banyaknya lowongan pekerjaan untuk bidang IT, aku hanya bisa menatapnya saja dengan sedih. Aku ingin melamar salah satunya, tapi sayangnya aku tidak mumpuni. Padahal aku ini kuliah di jurusan komputer. Itu sangat memalukan, bukan saja bagi diriku, tapi juga instansi tempat aku kuliah.

Kalau saja dulu selama aku kuliah tidak selalu dihalang-halangi untuk belajar, tentu tidak akan begini jadinya.

Selama aku kuliah, ada seseorang yang zalim. Dia selalu menghalang-halangiku untuk belajar, sehingga aku pergi kuliah bukan untuk mendapatkan ilmu, melainkan untuk mendapatkan tindakan zalim dari dia.

Mungkin orang lain akan beranggapan kalau diriku sendiri yang salah. Ya, aku mengakuinya karena dulu aku tidak berani bertindak supaya tidak dizalimi oleh orang itu. Tapi tentu itu bukanlah sesuatu yang mudah, kondisi dan situasiku saat itu tidak mendukung. 

Aku kuliah untuk mendapatkan ilmu, disana harus membayar, tidak gratis. Untuk mendapatkan ilmu, aku perlu belajar dari sana, dan itu tidak bisa aku lakukan karena aku dihalang-halangi oleh orang itu. Aku tidak bisa mengembangkannya sendiri, aku perlu guru. 

Jika dia ditanya apakah dia menghalang-halangi orang lain untuk belajar, apakah dia benci, atau dengki sehingga tidak mau ada orang yang lebih baik dari dirinya... tentu dia tidak akan mengakuinya. Tidak akan sebodoh itu dia berkata terus terang, karena itu berarti akan menghancurkan seluruh rencananya. Dia tidak bisa diremehkan. Kalau dia ditanya demikian, tentu dia akan melawan tanpa mau menyerah. Mungkin satu-satunya cara untuk menghentikan aksinya adalah menghajarnya sampai lumpuh, sehingga dia tidak bisa melakukan tindakan zalimnya lagi. Tapi apakah aku harus bersikap seperti itu? 

Sekarang apa yang dilakukan orang itu? tersenyam-senyum seakan tanpa dosa. Dia seperti seorang aktor kawakan yang sangat ahli untuk berakting. Pergi tanpa bertanggung jawab dengan apa yang telah dia lakukan. Setidaknya dia menjelaskan alasan dia melakukan tindakan itu kepada kami. Aku tidak dendam padanya, tapi seharusnya dia membayar ganti rugi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar